Wawasan kebangsaan amat penting untuk dipupuk sejak dini. Pada era orde baru, kita mengenal istilah P4 yang merupakan singkatan dari Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Saya masih teringat pada saat itu P4 merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh semua siswa. Jumlah butir-butir yang harus saya hafalkan cukup banyak dan saya harus memiliki daya ingat yang luar biasa untuk menghafal P4 untuk keperluan ujian atau test di sekolah. Pada saat itu saya bertanya pada diri saya "untuk apa saya mempelajari dan menghafal semua ini?" itu semua hanya membuang waktu dan tidak penting. Ternyata pertanyaan tersebut tidak hanya muncul di benak saya, tetapi juga di benak rekan-rekan sejawat pada waktu itu. Mungkin ini alasan pemerintah menghapuskan program penataran P4, karena terkesan hanya formalitas belaka dan membosankan.
Namun, seiring berjalannya waktu setelah pendidikan penempaan wawasan kebangsaan mulai dikesampingkan, saat ini sudah mulai terlihat dampaknya. Dimana ego kebangsaan sudah mulai terkikis dan lambat laun menjelma menjadi ego kedaerahan, ego kesamaan ras, ego kesamaan agama, bahkan ego idiologi kepartaian. Tanpa disadari hal ini menimbulkan fanatisme kelompok yang biasa dimanfaatkan oleh siapa saja untuk memecah belah persatuan bangsa. Musibah perpecahan berskala besar memang mungkin terlalu berlebihan, namun menurut saya hal itu sangat mungkin terjadi jika pemerintah selaku penyelenggara negara terlalu mengesampingkan pendidikan wawasan kebangsaan kepada generasi penerus Indonesia.
Sebagai perbandingan, saya melihat Uni soviet sebagai negara yang pada masa ke emasannya merupakan negara persekutuan terbesar di dunia. Bahkan terlah berhasil menanamkan ideologi "komunis" yang mereka miliki ke segenap penjuru. Saat ini persekutuan tersebut pecah, negara-negara yang dulu merupakan negara bagian uni soviet kini merdeka dan memisahkan diri berdasarkan kesamaan etnis dan agama. Padahal dahulu kita melihat bagaimana negara mencekoki penduduknya dengan paham komunis. Begitu hebat dan begitu intensif.
Lalu bagai mana dengan NKRI? Negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki ribuan etnis, suku, bahasa dan agama yang berbeda dan dipisahkan jarak dengan lautan luas. Apa yang dapat mempersatukan NKRI? Siapa yang menjamin saat ini idiologi "Pancasila" yang kita miliki sudah benar benar terpatri dalam hati seluruh anak bangsa? Saya tidak yakin jawabannya "ya/sudah". Lantas apakah yang dapat menyatukan kita jika nasionalisme "Pancasila" saat ini sudah banyak dilupakan orang? Wajar sekali jika banyak kalangan mengatakan NKRI sedang dalam proses pelapukan oleh paham neo liberalisme yang menjunjung tinggi materialitas dalam segala aspek kehidupan. Pada saat nya nanti, bukan tidak mungkin akan banyak bermunculan organisasi sparatis yang menuntut kemerdekaan di tiap wilayah NKRI.
Namun, belum terlambat. NKRI dengan segala kelebihannya masih merupakan negara kesatuan yang eksis di berbagai bidang. NKRI masih memiliki sejuta alasan untuk kembali tampil menjadi negara yang disegani. Dengan sumber kekayaan alam yang begitu hebat didukung dengan sentuhan intelektual penduduknya yang tentunya memiliki wawasan kebangsaan dan nasionalisme yang mantap. Negara ini akan menjadi negara terpandang.
Pertanyaan nya adalah mampukah negara ini mencetak intelektual yang bewawasan kebangsaan serta memiliki nasionalisme dan loyal terhadap bangsanya? Untuk mencetak intelektual mungkin tidaklah sulit. Namun untuk menciptakan intelektual yang berwawasan kebangsaan bukanlah perkara mudah, akan tetapi hal ini HARUS TETAP DILAKUKAN!!
Oleh karena itu diharapkan pemerintah mulai memprogramkan kembali pendidikan wawasan kebangsaan secara simultan dan berkesinambungan. Bukan dihilangkan samasekali. Pemerintah sebagai komponen yang dominan dalam penyelenggaraan pendidikan diharapkan kembali merumuskan bagaimana "kemasan" pendidikan wawasan kebangsaan yang harus di implementasikan agar kesan "formalitas dan tidak penting" dapat dihilangkan. Dengan demikian kalangan generasi penerus dapat menjadi intelektual yang memiliki wawasan kebangsaan. Buatlah mereka bangga menjadi warga negara Indonesia. Buatlah mereka yakin bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar, yakinkan mereka bahwa bangsa ini dapat berdikari dan menghasilkan karya-karya yang dapat di contoh oleh bangsa lain. Bukan malah sebaliknya, mencibir karya bangsa sendiri dan lebih bangga dengan karya banga lain.
Pendidikan Wawasan kebangsaan "MUTLAK" harus di hidupkan!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar